If Your Wings are Broken, Borrow Mine --2011


 
"Lintang bingung mau makan apa. Kayaknya soto enak, tapi ayam bakar sambel hijaunya juga enak, tapi itu ada yang makan bakso sama batagor juga enak deh."

"Ya udah pas."

"Apanya yang pas Sisi?"

"Kita semua pesen itu, nanti lo cobain satu-satu aja. Mau yang mana, pilih aja."

Katanya, di lingkungan pertemanan yang kamu miliki, akan selalu ada satu yang mampu meringkas segala kerumitan dan perbedaan yang ada. Dan mungkin, di antara gue dan ketiga lainnya, Shira yang berperan melakukannya. 

Meski sebetulnya pun gue yakin dia sering melakukannya hanya agar perdebatan tak kian panjang, apalagi di cuaca terik Jakarta saat ini. 

"Ih beneran?"

Binar bahagia yang terpancar dari manik mata Lintang membuat gue justru tergoda untuk mengerjainya, "Gue nggak setuju sih."

"Tuh Utari nggak mau, Si," rajuknya diikuti dengan bibir yang sudah berlipat bahkan maju bermeter-meter.

Iya gue tahu itu analogi yang berlebihan. Tapi gue juga tahu bahwa meski semuanya kadang berlebihan, gue menyukai persahabatan yang terjalin ini. Persahabatan yang nggak sempurna, tapi gue tahu bahwa saling melengkapi jadi satu kesatuan di antara banyaknya keras kepala kami masing-masing. 

Sesuatu yang membuat gue setidaknya merasa jauh lebih hidup, dan sedikit berwarna setelah banyak gelap, bahkan abu-abu di hitam putihnya dunia gue.

Shira enggan menanggapi gue, ia hanya menggelengkan kepalanya dengan sedikit tawa kecil yang terdengar. Jaket jin yang semula dia gunakan untuk menutupi crop tee-nya bahkan kini sudah dia lepaskan, membuat angin semakin kencang menerpa kulit dan juga rambutnya yang di-curly pagi tadi.

"Ras, gimana?"  

I Had A Nightmare, But Now That I'm Not Scared --2012

 


Jakarta buat banyak orang ialah kota yang tidak akan pernah tidur, meski manusia yang hidup di dalamnya mengaku lelah, dan rela berjudi dengan nasib serta peruntungan. Jakarta bisa jadi sangat memuakkan karena berisiknya yang membuat tenang tak jua datang, namun bagi beberapanya lagi ramai tersebut adalah tenang yang dicari agar tak selalu merasa sepi dan sendiri. 

Mungkin, itu juga yang kemudian membuat Rasi memilih menepikan dirinya di salah satu taman yang ada di daerah Jakarta barat, pada terik yang telah menua di pukul lima petang ini. 

Buku yang sejak tadi menemaninya kini ia tutup, lalu ia lepaskan sebelah earphone-nya untuk melihat seorang pria yang baru saja ikut duduk di sampingnya, setelah tadi sempat bertanya di mana keberadaannya.

Senyumnya merekah, sebelum kembali menatap beberapa anak kecil yang masih berlarian saling mengejar sebayanya. "Jadi, apa yang bikin kamu ke sini?"

"You."

Jawaban singkat itu berhasil membuat Rasi sepenuhnya mengalihkan tatap pada Athaya yang tetap menatap lurus, seolah apa yang baru saja dia lontarkan bukan sesuatu yang patut dipertanyakan. "Hah? Gimana, Tha?"

Eyes Locked, Like, Did You Feel That Too? --2010


Katanya, hidup punya jutaan cara untuk mempertemukan tiap-tiap persona ke dalam kehidupan satu sama lain. Entah untuk sekadar menjadi pengisi yang sifatnya sementara, atau justru menjadi satu-satunya dalam menghabiskan hari hingga akhir nanti. 

Mungkin itu juga yang membawa setiap-setiap manusia akhirnya memiliki kesan untuk kita. Pada tiap jumpa pertama yang datangnya tiba-tiba, atau juga pada lambaian, baik tanpa kata pun dengan kata di ujung pisah.

"Seru banget kayaknya jadi kakak-kakak senior."

"Mood­-nya jadi asyik terus nggak sih?"

Utara tahu bahwa dirinya yang sedang dibicarakan oleh kedua temannya barusan. Namun, ia memilih untuk tertawa tanpa perlu menimpalinya lebih jauh. 

"Beneran ketemu siapa sih lo? Dapet inceran baru? Ada yang lucu atau cantik?" tanya Langit memastikan.

Utara meletakkan sendok yang baru dia seka dengan tisu ke dalam mangkuk bakso, lalu mengalihkan tatapnya pada seisi kantin, "Lihat aja kanan kiri lo, yang lucu sama cantik juga banyak, 'kan?"

Di - Frak - Si [pengenalan singkat sebuah cerita baru]


Kayaknya udah lama banget ya, aku nggak nulis di sini?! Nulis yang beneran nulis seperti diary berjalan, atau nulis yang beneran menulis untuk mengisahkan banyak tokoh.

Hmmm sebelum memulai cerita, aku mau tanya dulu...

"Apa kabar?"

Kalau aku tidak salah, tahun 2023 ini penuh dengan upaya untuk bertahan hidup, di tengah gempuran banyak masalah yang datang terus menerus. Benar nggak tuh? Karena keluhan yang sering mampir di instagram-ku begitu--baik di ig janpi pun stfbl.

Tapi ya gapapa juga sih. Hidup memang akan selalu penuh perjuangan, jadi mari dinikmati peperangan melawan diri sendiri, ego, bahkan orang-orang yang sering berceloteh di luar sana.

Hari ini, aku mau bikin pengumuman resmi tentang DIFRAKSI.

Rekomendasi tempat Wisata dalam Iklan Terbaru KTO Bersama BTS

Pada 14 Oktober tahun 2022, Kampanye “Feel The Rhythm of Korea 2022” diluncurkan oleh kementrian budaya, olahraga dan pariwisata Korea Bersama dengan Korea Tourism Organization pada situs Youtube resmi Imagine Your Korea. 

Kampanye ini berisi video berdurasi dua menit dan menampilkan dua anggota BTS, yaitu Suga dan Jimin dalam mempromosikan tempat – tempat wisata di Korea Selatan. 

Kampanye ini mempromosikan empat kota yang patut dikunjungi untuk wisatawan mancanegara di Korea, yaitu Busan, Daejon, Pohang, dan Jeju. Masing – masing kota menampilkan pesona tempat wisata yang wajib dikunjungi secara sekilas. 

Berikut rangkumannya:

Desa Rakyat Korea (한국민속촌)

 


Desa Rakyat Korea memperkenalkan budaya tradisional dari akhir periode Joseon kepada pengunjung lokal dan internasional melalui pengalaman kelas budaya, kepercayaan dukun, kebiasaan musiman, dan lain-lain. 

© Hujan Mimpi
NA